Kedai Tjikini, Nongkrong Asik di Kafe Antik

Assalamu'alaikum wr wb,

Siapa yang suka ngopi? Atau sekedar nongkrong asik bareng teman, keluarga atau pasangan? Atau kamu old soul yang suka sama kafe antik? Cocok nih kalo kamu datang dan habiskan waktu di Kedai Tjikini. Seperti namanya, Kedai Tjikini letaknya di daerah Cikini. Alamat tempat nongkrong di Cikini lengkapnya adalah Jl. Cikini Raya No.17, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat 10330. Klik link ini untuk peta lokasi ya. Lokasi Kedai Tjikini menempati ruko tua di seberang Menteng Huis, dekat juga dengan Cheese Cake Factory.

Pertama ke tempat ngopi antik di Cikini beberapa minggu lalu selepas acara peresmian Taman Pandang Istana di daerah Monas. Kebetulan dalam acara itu, ada beberapa teman blogger yang juga ikut serta meramaikan, ada Aie, Sandra, dan Ifa. Iya dia lagi, dia lagi, hahaha. Tercetuslah ide buat melipir kemana dulu gitu buat makan plus nongkrong asik sambil ngobrol. Dan kebetulan yang menyenangkan, Anggie dan Nia bisa ikut join. Ditambah bintang tamu neng Idhaan dan Ilmi adeknya Ifa, makin horeey deh, hohoho. Karena tempatnya lumayan nyempil, sempet sekali tuh kelewatan, hahaha. Jadi memang mesti jeli ya untuk menemukan kedainya.

Photo by Nia

Pertama melihat langsung suka si sama suasananya, khas tempo doeloe dengan ambience yang hangat. Meja, kursi dan lemari didominasi dengan bahan kayu berwarna coklat. Rak display makanan pun bergaya vintage. Mengingatkan saya akan isi rumah Engkong saya dulu, hehehe. Dari tulisan Project Kopi Keliling di laman Kompasiana, saya mendapatkan informasi bahwa pendiri dari Kedai Tjikini, Enrico dan Dharmawan, memang sengaja menggunakan gedung tua dan berbagai peranti lawas sebagai bentuk pemeliharaan sejarah Indonesia.

Kedai Tjikini hadir untuk menginspirasi orang bahwa bangunan tua – dengan sebuah fungsi/peran baru yang relevan dengan sekitarnya – bisa menjalankan kewajiban ekonominya, dan dia nggak menjadi beban karena ketuaannya.

Sumber tulisan : Kopi Keliling @ Kompasiana.

Karena kami serombongan, agak sedikit syulit si menyatukan meja bulat-bulat yang dipakai di sana. Tapi namanya sudah ngumpul bareng mah ngga kerasa si tetep asik-asik aja jadinya, hahaha. Di kafe ini terbagi ke dalam dua ruangan, smoking dan non smoking room. Jadi buat kamu yang ngga nyaman berada di dalam ruangan penuh asap roko, kedai ini lolos sensor, hehehe. Selain itu ada mushollanya, walaupun secimit luasnya tapi lumayanlah. Toilet bersih dan pelayanan ramah. Cakep. Lalu bagaimana dengan menu yang ditawarkan?

3 meja bundar dijadikan 1, hehehe

Menunya cukup lengkap. Ada menu minuman dengan berbagai variasi kopi nusantara. Kopinya sendiri banyak banget jenisnya, salah satunya ada Kopi Warung Tinggi (Tek Sun Ho) yang sudah ada dari 1878. Saya memesan kopi dengan campuran susu. Enak rasanya. Selain itu ada  minuman jadul semacam sarsaparila merek Badak. Tau ngga sarsaparila merek Badak? Hehehe. Jadi minuman ini tuh minuman ringan bersoda, mirip root beer lah kurang lebih, dan diproduksi di Siantar sejak tahun 1916. Botolnya aja masih tampilan jadul si, seinget saya ya dari dulu model begitu botolnya, hahaha.

Photo Source

Menu makanannya juga oke. Saya saat itu pesan soto ayam, jangan tanya fotonya ya, saya lupa saking lapernya, hahaha. Aie pesan nasi lodeh, Sandra pesan gado-gado, Ifa pesan bakso bihun dan Ilmi pesan nasi rawon. Yang lain pun sama lapernya, pesanan datang langsung santap, hahaha. Dan yang menurut saya patut diacungi jempol adalah bahwasanya semua makanan yang dibuat di sini tidak pakai MSG. Pantesan soto ayam saya rasanya khas makanan orisinil tanpa micin. Mau bawa anak juga aman ni makan di sini, hehehe.

Photo Source

Photo Source

Ada juga menu kudapan. Nah berhubung ini adalah tempat ngopi-ngopi cantik yang biasanya akan makan waktu lama karena saking asiknya ngobrol ngalor ngidul, banyak ni jenis kudapan yang disediakan. Dari berbagai jajanan pasar, pancake, bubur kacang hijau, gorengan sampai kacang goreng, rempeyek, dan biskuit yang diatasnya ada gulali (apa ini namanya ya, hahaha). Nia saat itu pesan roti bakar srikaya, lumayan enak juga. Pokejunya juga enak. Kacang gorengnya juga enak, hahaha. Ada juga menu jajanan tempo doeloe yang dihadirkan di Kedai Tjikini, es krim rumahan Tjanang (1951), Ragusa (1932), dan Baltic (1939).

Photo Source

Photo Source

Hari itu makin lengkap rasanya karena buibu Blogger Hoorey memberikan kejutan buat ulang tahun saya. Udah lewat beberapa hari, tapi tetep seneeeng, hohoho. (Baca juga Friend Circle). Mamaci girls. *kiss kiss* Nah mumpung udah weekend, cuss deh cobain nongkrong asik di Kedai Tjikini. Dijamin nagih deh, hohoho.

Baca juga blog post Blogger Horeey lainnya pada link di bawah ini :
Anggie
Aie
Nia
Ifa
Sandra 

Love you life. :D

Wassalamu'alaikum wr wb.