Link Sumber |
Assalamu'alaikum wr wb,
Kalo mendengar kata investasi, sejujurnya saya masih dengan pola pikir lama turunan ibu saya. Top of mind soal investasi di kepala saya masih seputar tabungan, beli rumah, emas dan dollar. Teman-teman saya sudah banyak yang beralih ke reksadana dan property model lain, misalnya apartment. Tapi saya masih ragu untuk mengalihkan investasi saya ke dua tipe tersebut. Alasan utamanya sih karena saya masih berpikir kalo reksadana ngga bisa diambil dalam jangka waktu pendek. Ko kayaknya kejauhan yah nunggu sampai 10 atau 15 tahun lagi. Trus masih mikirin resikonya gede ngga ya, kalo pas 10 tahun nilai sahamnya turun dan jadi ngga menguntungkan kumaha?! Nah, nah, nah.. Hahaha.. Kolot banget ya saya, a part of me masih kayak gitu si. Kalo soal beli properti dalam bentuk apartment, karena masih ragu soal regulasi dan aturan main soal HGB (Hak Guna Bangun) dan bukan Hak Milik (HM) seperti rumah tinggal biasa. Beli ratusan juta, dapat cuma segitu aja luasnya trus ngga jadi milik kita selamanya? Gitulah kira-kira saya mikirnya, hahahaha. Ya lagipula kemarin yang saya dan suami utamakan adalah membeli rumah yang bisa kami tinggali. Walaupun pada kenyataannya sekarang ngga kami tempati dan malah kami kontrakan, hahaha.
Link Sumber |
Tapiiii sekarang zaman berubah, mindset soal investasi ini juga harus ikut menyesuaikan. *ngaca* Tengok kanan kiri teman yang baru 3 tahunan ikut reksadana sekarang sudah menuai hasilnya dan dipakai buat renovasi rumah. Atau temannya yang nyicil beli apartment, belum jadi aja udah ada yang nawar mau disewa. Nah sedangkan saya investasi dalam bentuk emas batangan trus disimpan di rumah, eh rumahnya kerampokan trus ratusan gram hasil tabungan bertahun-tahun kerja dan angpao nikahan blasss habis ngga bersisa. >_< Sakitnya tuh dimana-manaaa, hahaha. *curcol* Akhirnya kemarin waktu ada talkshow yang diadakan Blogger Perempuan dan Bassura City soal Smart Investment in Property for A Better Life saya langsung tertarik ikutan. Supaya makin pinter. Mungkin ngga langsung beli saat itu juga, tapi setidaknya menambah pengetahuan soal investasi yang cerdas terutama di bidang property. Jadi saat suatu hari nanti punya uang lebih bisa dengan lebih jeli memutuskan mau investasi di mana dan dalam bentuk apa.
Pemaparan yang disampaikan oleh financial planner handal Fioney Sofyan atau akrab disapa Mba Oni dan Sales Manager Bassura City, Pak Andreas, begitu menarik dan eye-opening banget. Ngga cuma buat saya lho, tapi materi talkshow kemarin juga membuat teman-teman blogger yang juga berstatus enterpreneur bisa lebih lega. Dan mungkin kalo saya nanti mau berhenti kerja dan banting setir jadi full entepreneur, saya jadi punya bekal ilmu juga soal smart investment ini.
Seiring dengan income yang meningkat, makin bertambah pula tanggung jawab dan juga keinginan. Siapa yang merasakan ini? Sayaaaaa.. *tunjuk tangan* Padahal pertumbuhan pendapatan itu ngga sejalan dengan pertumbuhan inflasi, yang ada inflasi melesat meninggalkan pertumbuhan pendapatan. *kraiiii* Terus kalo cuma nurutin kemauan kita, kapan dong kita mau berinvestasi?! *self toyor* Ya jangan juga jadi nyalahin orangtua sendiri ya karena ngga ngajarin gimana persiapan untuk masuk ke dunia kerja, kemudian investasi dan bagaimana kemudian mengantisipasi melejitnya kenaikan inflasi yang agak ngga sopan ituh, hahaha. Semuanya butuh belajar sendiri, dan ngalamin sendiri. So, open our eyes and mind wider ya dear. *ngaca lagi*
Multitasker semua, nyimak sambil live tweet, hihihi |
Menurut pemaparan Mba Oni, ada beberapa instrumen investasi diantaranya : obligasi atau surat hutang negara, logam mulia, properti, reksadana, dan saham. Kali ini mari kita fokus pada investasi properti. Properti jadi pilihan sejak dulu, salah satu yang tertua di dunia bahkan. Kebetulan saya orang betawi, investasi dalam bentuk properti itu jadi hal biasa buat keluarga saya. Inget banget dulu almarhum engkong nyicil tanah dari jaman tivi masih hitam putih. Terus sampai lahir anak-anaknya, beliau bangun kontrakan. Lalu ada pengetahuan soal ruko, dia bangun ruko. Padahal dulu engkong pedagang kecil aja dan seringkali dagangnya dipikul dari rumah ke rumah. Trus tamatan sekolah rakyat doangan, hehehe. Setelah beliau meninggal, semua investasi dalam bentuk properti yang dia punya bisa menghidupi nenek dan anak-anaknya. Dan bisa diturunkan juga. Saat salah satu ada yang dijual harganya juga sudah meningkat ribuan kali sejak engkong beli. Yaiyalah engkong belinya nyicil masih pakai duit sen, pas dijual udah jut-jutan. Hahahaha.. :)) Lagipula dari waktu ke waktu orang pasti akan tetap butuh properti atau tempat tinggal, makin lama makin naik pula demandnya. Nah engkong aja yang ngga makan bangku sekolahan bisa begitu, masa cucunya engga. Malu yekaaaan?! >_<
Kenaikan harga properti juga gila-gilaan lho, diperkirakan sepanjang 2006-2016 kenaikannya sampai 520%! *woot* Kenaikan harga properti dalam bentuk apartment bahkan sampai lebih dari 25% dalam kurun waktu 3 tahun. Bahkan di Bassura City sampai 30 %. Menggiurkan yaaaa?! Setidaknya ada 5 hal yang harus jadi perhatian utama dalam pemilihan properti : lokasi, lokasi, pengembang, akses, fasilitas. Kenapa lokasi bahkan sampai diulang 2x? Karena tentu saja lokasi strategis akan memudahkan pemilik properti untuk menyewakan atau menggunakannya untuk investasi lain. Ngga heran kan area dekat perkantoran pasti mahalnya ampun-ampunan. Informasi menarik lainnya adalah perhitungan harga sewa properti rumah ternyata masih lebih kecil dari apartment lho. Bagaimana soal pengembang? Tentu saja pilih yang namanya memang sudah terpercaya, supaya terhindar dari penipuan, surat kepemilikan yang abal-abal atau proyek mangkrak. Lagipula pengembang besar biasanya membangun dalam jumlah besar, jadi harga bisa lebih murah dibandingkan bangun satuan. Ibaratnya beli baju satuan sama kodian aja buibu pabapak, hahaha. Ngga kalah penting juga adalah soal akses dan fasilitas. Menurut saya jelas si ya, percuma rumah bagus tapi kemana-mana susah, fasilitas dalam komplek minim, fasilitas di sekitar rumah jauh dan sulit dijangkau. Yang ada jualan properti kayak gitu mah PR banget yak. Mau buka usaha juga siapa yang beli. Kalo disewakan paling laku berapa tuh.
Mba Oni memberikan ilustrasi cara berinvestasi cerdas dengan membandingkan antara pembelian rumah via KPR dan apartment menggunakan KPA.
Jadi jika harga sewa rumah 6-8% dari harga beli sedangkan apartment bisa 10-15% dari harga beli, maka bisa dilihat dari ilustrasinya, pembelian apartment akan jauh lebih menguntungkan. Dalam waktu less than 6 years bahkan sudah bisa balik modal. Wuiiiiih, so tempting yaaa..
Nah sampai sini, masih ada yang masih mikir tapi saya kan freelancer, blogger, atau entepreneur yang pendapatannya tidak tetap. Susah deh bank approve KPA saya. Eits, jangan berkecil hati. Memang mungkin pendapatan tidak sama tiap bulannya seperti pada umumnya karyawan. Tapi ada kalanya pembayaran dari client jatuh seperti bom nagasaki hiroshima kaaan, langsung buuum mengguncang rekening di satu waktu, hihihi. Tipsnya jangan lupa untuk mengumpulkan kwitansi, invoice pembayaran, rekening koran bahkan form SPT pasal 21 (surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak penghasilan). Logikanya, kalo misalnya ni ya karyawan gajinya sebulan 8 juta selama 12 bulan totalnya adalah 96juta, sedangkan entepreneur setiap bulannya tidak sama, tapi secara akumulasi bisa sama atau bahkan lebih dari itu. Nah rekening koran yang menunjukan masuknya uang di bulan-bulan tertentu, di mana uang masuk sebanyak itu, bisa lho dijadikan salah satu lampiran bukti untuk pengajuan KPA. Bahkan form SPT pasal 21 juga bisa dijadikan bukti sah untuk pengajuan KPA. Makanya jangan lupa bayar pajak yaaa, hihihi.
Selain itu, mesti jeli memang mencari bank yang menerima pengajuan KPA dengan bukti yang bisa diajukan para entepreneur atau freelancer ini. Memang ngga semua bank bisa, kemarin waktu talkshow sempat dikasih bocoran si bank yang benderanya biru dan yang kuning BUMN itu rada susah kalo untuk urusan pengajuan KPA jenis ini. Nah, berarti buibu pabapak bisa cari alternatif bank lainnya.
Seperti yang sudah saya singgung di atas, kalo mau beli property harus memperhatikan soal pengembang. Bassura City selain punya lokasi properti yang strategis, developer yang terpercaya, Mas Andreas dari Bassura City juga menyampaikan bahwa Bassura City bisa memberikan bantuan kepada clientnya yang entepreneur maupun freelancer untuk dalam hal pengajuan KPA. Bantuan di sini lebih kepada konsultasi dan pendampingan customer soal syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi, maupun akses ke bank rekanan Bassura City yang terhitung terbuka terhadap pengajuan KPA oleh non karyawan seperti para usahawan ini. Jadi lebih mudah kan kan kan?!
Kalo penasaran sama gimana si isi dalamnya apartment Bassura City ini, saya bersama peserta lainnya berkesempatan masuk dan tour ke dalamnya ni. Makin mupeeeeng, hahahaha.
Ready to walking tour |
Warna-warni mall @Bassura |
Salah satu sudut mall |
Ssstt.. mallnya bakal dibuka tanggal 26 Mei 2016 ini lho, hohoho. Kalo mau mampir, ini dia alamatnya :
Jl. Basuki Rahmat no. 1A
Jakarta Timur 13410
Telp: +6221-859-10000
Fax: +6221-8591-5050
Love you life. :D
“Artikel ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Bassura City dan Blogger Perempuan"
Wassalamu'alaikum wr wb.
Investasi di bidang properti kyk rumah atau apartement memang sangat menguntungkan apalagi tiap tahun harganya naik
ReplyDeleteDuileh mam....mupeng juga liatnya, emang jaman sekarang kudu jeli ya mam
ReplyDeletebuat lombanya semoga menang ya mam xoxo
Turiscantik : iya bener banget, tiap tahun harganya udah pasti naik.
ReplyDeleteAnggi : iyes kudu banyak belajar, hehehe. Mamaciii..
ada aku lagi manyun hahahhaha ... candid manyun sambil nge tweet
ReplyDeleteAie : hooh saking seriusnya ya sisss, hahaha.
ReplyDeleteKepengen nyebur liat kolam renangnya. Aku jadi berandai-andai....kepengen punya satu
ReplyDeleteDesy : aaamiiin, mari kita beli des. Hahaha..
ReplyDeletehmm.... hmmm... hmmm... Lisna ayo beli ntar aku nebeng renang ya hihihihhi XD
ReplyDeleteSandra : berdoanya gini san, semoga kita bisa punya unit bareng biar bisa tetanggaan, hahaha.
ReplyDelete