Be responsible not a Victim
Lisna Dwi Ardhini
September 20, 2012
0 Comments
Waaaw, almost 2 months since my last post, hehehe.. Lama yaaah, maklum lagi sok sibuk. :)) Alhamdulillah masih diberi banyak kesibukan; sibuk kerja, jualan, dan belakangan sibuk nyiapin sesuatu yang spesial, ehem ehem, hohoho.. Yah pokoknya sibuknya bikin super duper bahagia.
Perkembangan bisnis lagi agak stuck sebenernya, karena ada sesuatu yang lebih urgent untuk dilakukan. Tapi insya Allah sesuatu ini adalah sesuatu yang lebih besar. Amin allahuma amiin.. Kalo meminjam istilah Syahrini, sesuatuuuu banget, hahahaha... Tapi tetep dijalanin karena target akhir tahun punya toko kudu tercapai.
Apalagi yah?! Saking kelamaan jadi banyak yg keskip, hehehe.. Oia, beberapa waktu lalu ikut training yang diadakan sama Asia Works. Semacam training motivational gitu, klo yang gw tangkep si yah itu tentang bagaimana reframing dan mengubah mindset kita yang kurang oke selama ini. Yang paling kena ke gw adalah mengenai konsep Victim and Responsible. Ternyata setelah melalui sesi itu, gw dan mungkin banyak juga orang di luar sana, terlalu sering menempatkan dirinya sebagai korban. Sukaaaa banget tuh jadi korban, jadi pihak yang paling dirugikan. Kenapa suka jadi korban? Karena, klo jadi korban itu jadi dapat simpati, dapat alasan untuk menghindar, dapat perhatian, dapat excuse untuk melewatkan kewajiban, dapat pembelaan. Apalagi klo jadi korbannya sambil nangis-nangis berurai air mata, pasang muka sakit, dan bikin drama. Hahahaha.. Padahaaaaaal, apa yang terjadi sama diri gw saat ini adalah tanggung jawab gw. Gw ikut berperan dalam hasil yang gw alami. Kalo hasilnya ngga enak itu adalah resiko yang harus gw tanggung, bukan lantas menempatkan diri sebagai satu-satunya korban yang paling menderita sedunia, hahaha.. Padahal bisa jadi kalo mau ngomongin siapa korbannya, korban dari gw atau seseorang itu lebih banyak lagi, ngga cuma satu individu, mungkin korbannya bisa 1 individu, 2 keluarga, 3 kelompok atau 4 kompi bahkan. Nah, jadi jangan berperan jadi korban terus deh. Yah kecuali kalo mau terus-terusan berharap simpati, dikasihanin dan dapat perhatian sih.
Tapiiii, jangan salah dengan menyalahkan diri sendiri yah. Menyalahkan diri sendiri itu ngga baik, bukan dilihat dari sudut pandang itu. Tapi lihat dari, apapun kejadian yang menimpa kita, kita ikut andil dan bertanggung jawab atasnya. Jadi, kalo mau minta pertanggungjawaban dari orang lain, dan berpikir orang lain itu satu-satunya yang harus tanggung jawab, pokoknya kekeuh ngga mau tau dia harus tanggung jawab *lebaay*, yah pikir ulang. Kasarnya ni, ya "Elonya juga kasih ruang buat tuh kejadian. Elonya juga mengijinkan buat tuh kejadian. Elonya juga yang ngga mikir akibatnya ngelakuin itu." Ya kurang lebih gitu.
Jadiiiii, apa yang saya jalani sekarang adalah..hal yang saya siap untuk dan bertanggung jawab atasnya. And for what I'm enjoying now, that's the risk I'm willing to take. :D
And still... Love you, life. :D
Perkembangan bisnis lagi agak stuck sebenernya, karena ada sesuatu yang lebih urgent untuk dilakukan. Tapi insya Allah sesuatu ini adalah sesuatu yang lebih besar. Amin allahuma amiin.. Kalo meminjam istilah Syahrini, sesuatuuuu banget, hahahaha... Tapi tetep dijalanin karena target akhir tahun punya toko kudu tercapai.
Apalagi yah?! Saking kelamaan jadi banyak yg keskip, hehehe.. Oia, beberapa waktu lalu ikut training yang diadakan sama Asia Works. Semacam training motivational gitu, klo yang gw tangkep si yah itu tentang bagaimana reframing dan mengubah mindset kita yang kurang oke selama ini. Yang paling kena ke gw adalah mengenai konsep Victim and Responsible. Ternyata setelah melalui sesi itu, gw dan mungkin banyak juga orang di luar sana, terlalu sering menempatkan dirinya sebagai korban. Sukaaaa banget tuh jadi korban, jadi pihak yang paling dirugikan. Kenapa suka jadi korban? Karena, klo jadi korban itu jadi dapat simpati, dapat alasan untuk menghindar, dapat perhatian, dapat excuse untuk melewatkan kewajiban, dapat pembelaan. Apalagi klo jadi korbannya sambil nangis-nangis berurai air mata, pasang muka sakit, dan bikin drama. Hahahaha.. Padahaaaaaal, apa yang terjadi sama diri gw saat ini adalah tanggung jawab gw. Gw ikut berperan dalam hasil yang gw alami. Kalo hasilnya ngga enak itu adalah resiko yang harus gw tanggung, bukan lantas menempatkan diri sebagai satu-satunya korban yang paling menderita sedunia, hahaha.. Padahal bisa jadi kalo mau ngomongin siapa korbannya, korban dari gw atau seseorang itu lebih banyak lagi, ngga cuma satu individu, mungkin korbannya bisa 1 individu, 2 keluarga, 3 kelompok atau 4 kompi bahkan. Nah, jadi jangan berperan jadi korban terus deh. Yah kecuali kalo mau terus-terusan berharap simpati, dikasihanin dan dapat perhatian sih.
Tapiiii, jangan salah dengan menyalahkan diri sendiri yah. Menyalahkan diri sendiri itu ngga baik, bukan dilihat dari sudut pandang itu. Tapi lihat dari, apapun kejadian yang menimpa kita, kita ikut andil dan bertanggung jawab atasnya. Jadi, kalo mau minta pertanggungjawaban dari orang lain, dan berpikir orang lain itu satu-satunya yang harus tanggung jawab, pokoknya kekeuh ngga mau tau dia harus tanggung jawab *lebaay*, yah pikir ulang. Kasarnya ni, ya "Elonya juga kasih ruang buat tuh kejadian. Elonya juga mengijinkan buat tuh kejadian. Elonya juga yang ngga mikir akibatnya ngelakuin itu." Ya kurang lebih gitu.
Jadiiiii, apa yang saya jalani sekarang adalah..hal yang saya siap untuk dan bertanggung jawab atasnya. And for what I'm enjoying now, that's the risk I'm willing to take. :D
And still... Love you, life. :D